MUSIM YANG SIBUK, TIMBUL NGILU DAN PILU



Pada tingkap yang menghabiskan cahaya
Di ruangmu, aku duduk termangu 
Menanti kesibukan kikis dari pangkuanmu 
Menanti tatap yang tetap setia untukku.

Kekasih, rindu paling dalam telah kita utarakan
Luka paling garang telah kau mulai kemarin
Dan resah telah gemuruh di dadaku sejak kau hadir. 
Akankah pilu mengetuk pintuku untuk kesekian kali
Atau kan kau usir ribuan debu gelisah
Yang berhamburan sepanjang musim?

Ah ya, beberapa musim tak berisik
Beberapa musim berisak, tak tangis
Hanya sesegukan beberapa kali.
Dan aku telah melewatinya sekali
Ketika getirmu mengenang masa lalu.

Pada sore yang panjang
Kuhabiskan rasa lapar
Dan keresahan sedikit cukup mengenyangkan
Porsiku tak dapat kuhabiskan.
Sisa kau dan sedikit pedih yang sesungguhnya siap kulepas.
Akahkah kau bertahan atau berjuang?
Sedang musim belum selesai menghias sepanjang jalan
Sedang dingin perlahan menghujam
Di dadaku, sesak menelan pilu meredam

- Sen
*pada rasa yang hampir kau akhiri.

Komentar